Apa saja akan dilakukan untuk mendapatkan pekerjaan, bahkan meski harus bersikap 'aneh' ditilik dari pandangan umum. Namun percayakah Anda, hal-hal yang kadang unik justru menarik minat perusahaan untuk mengenal Anda lebih jauh? Siapa tahu, ujung-ujungnya pekerjaan impian bakal bisa diraih. Tentu menyenangkan.
Robert Half International baru-baru ini mewawancarai sejumlah eksekutif papan atas untuk menggambarkan hal-hal 'aneh' apa yang mereka dapat dari calon karyawan, ternyata tindakannya aneh-aneh.
Nah, tindakan atau jawaban unik ini ternyata begitu membekas di benak pewawancara. Entah itu berakhir positif atau negatif. Ingin contoh nyata seperti apa jawaban para pencari kerja saat menghadapi sesi wawancara? para ejsekutif buka rahasia:
- "Kandidat saya menjawab semua pertanyaan wawancara sembari bernyanyi, seperti seorang rapper!"
- "Sebagian mengaku sudah melamar tiga kali dan kini saatnya harus mendapat pekerjaan."
- "Ada yang mengaku dirinya sama sekali tak berpengalaman dengan pekerjaan yang dilamarnya, namun sahabatnya bisa. Jadi dia akan berusaha belajar dari sahabatnya."
- "Salah satu kandidat mengatakan perusahaan kami memiliki kebijakan yang menguntungkan, yaitu cuti panjang, yang akan digunakanya tahun depan untuk liburan ke luar negeri."
- "Salah seorang calon membawa ibunya serta dalam sesi wawancara dan membiarkan sang ibu menjawab semua pertanyaan yang diajukan."
Teknik yang digunakan untuk berburu pekerjaan kadang-kadang membuahkan hasil juga: Anda diminta datang untuk wawancara. Namun juga bisa membawa efek negatif yang kurang menguntungkan. Bisa saja Anda malah dianggap kurang profesional, khususnya jika Anda salah sasaran.
Berikut ini adalah empat tip untuk membantu anda menjawab pertanyaan yang diajukan pewawancara,"Mengapa kami harus merekrut Anda?" dengan cara elegan dan terhormat.
Ketahui potensi diri
Sebelum wawancara, kunjungi website perusahaan untuk bekal Anda mengetahui tujuan bisnis calon pemberi kerja. Informasi ini akan membantu Anda menunjukkan sekilas kemampuan Anda yang terkait langsung dengan posisi yang dilamar. Misalnya, Anda melamar posisi manajer akunting dan ditanya mengapa Anda memenuhi kriteria untuk itu, jawaban yang baik barangkali,"Saya bertanggung jawab mengawasi hal-hal terkait pembayaran dalam jumlah banyak dan hal itu diakui oleh pimpinan. Jadi saya merasa cocok melamar pekerjaan ini."
Berbagi sesuatu yang pribadi
Lebih dari dua pertiga para eksekutif yang disurvey oleh Robert Half mengatakan karyawan yang memiliki hasrat tinggi di luar bisang pekerjaan, biasanya berkinerja lebih baik di tempat kerja. Jika Anda punya hobi yang ditekuni, bisa saja itu menguntungkan posisi Anda di mata calon pemberi kerja. Misalnya posisi yang Anda incar membutuhkan keahlian berkomunikasi yang kuat, Anda bisa gambarkan peran anda sebagai asisten pelatih basket saat kuliah dan masalah-masalah yang harus dihadapi dengan para pemain, orangtua dan pelatih lain.
Tunjukkan antusiasme
Pengalaman yang Anda dapat akan menguntungkan. Namun jangan lupa tunjukkan minat anda pada perusahaan yang sedang dilamar. Jika Anda misalnya seorang desain grafis yang sedang diwawancara oleh perusahaan teknologi yang selalu meggunakan teknologi mutkahir, tunjukkan betapa senangnya Anda 'bergaul' dengan teknologi terkini. Jangan lupa tersenyum dan bersikap positif, tunjukkan hasrat tulus untuk pekerjaan, karena hal ini akan mendorong pewawancara mempertimbangkan Anda.
Jadi diri-sendiri
Menunjukkan pengalaman dan kualifikasi boleh saja, namun jangan berlebihan. Tetalah bersikap rendah hati. Jangan melebih-lebihkan. Jika Anda seorang yang tertutup, jangan mengklaim sebagai 'si ramah yang siap menebar senyum dan sapa ke siapa saja'. Menjadi diri-sendiri selama sesi wawancara penting artinya jika Anda merasa cocok dengan perusahaan dan posisi yang dilamar.
Kreatif dalam melamar pekerjaan boleh saja, namun untuk lebih aman gunakan pendekatan 'gaya lama' seperti melakukan riset kecil-kecilan terhadap perusahaan dan posisi yang Anda incar, serta bersiap diri menghadapi wawancara.
Menyikapi Rekan Kerja yang Menyebalkan
Mungkin sebagian besar Anda pernah atau justru sekarang mengalaminya. Rekan kerja suka bicara keras dan nyaring, menelpon yang tidak penting begitu sering dan bicara dengan suara yang seluruh divisi mendengarnya.
Selain mengganggu konsentrasi, perilaku semacam itu juga mengusik ketenteraman dan kenyamanan dalam bekerja.
Selain keluhan seperti di atas, ada banyak lagi hal serupa yang notabene sama saja, yaitu mengganggu. Mari kita intip apa saja masalahnya dan cari tahu solusinya.
Masalah:
Rekan kerja berisik dalam segala hal, mulai bicara hingga saat beraktivitas di komputernya.
Solusi:
Jika rekan kerja semacam ini sulit diberitahu, ambil saja langlah sederhana yang menuntaskan setidaknya masalah itu untuk Anda pribadi, saran Linda Lopeke, pakar karir dan pencipta SmartStartTM Virtual Mentoring Programs. Bawa saja iPod atau pemutar MP3 Anda, gunakan earphone, pasang di telinga dan nikmati lagu-lagu favorit sembari Anda bekerja. Teknik ini manjur untuk mendongkrak semangat bekerja kembali, karena telinga Anda kini kebal dari suara berisik di sebelah. Sedangkan Tom Gimbel, pendiri sekaligus CEO The LaSalle Network, sebuah perusahaan jasa solusi mengatakan sudah menjadi etiket umum setiap karyawan menurunkan volume suara, bisa suara Anda, komputer atau musik. "Rekan sebelah Anda tak mau dengar pertengkaran Anda dengan pasangan aau bagaimana pesta selama digelar di rumah," ujar Gimbel.
Masalah:
Mungkinkah rekan kerja tak menyadari jika dia berisik dan itu mengganggu?
Solusi:
Jamak jika seseorang tak menyadari perilakunya mengganggu orang lain, sampai ada orang lain membalas dengan perlakuan serupa, ujar Francie Dalton, presiden Dalton Alliances, Inc., sebuah perusahaan pelatihan berbasis di Maryland. "Jika perilaku teman sangat mengganggu, minta HRD untuk mengingatkannya bahwa pekerjaan tengah membutuhkan konsentrasi tinggi untuk hasil yang optimal.
Masalah:
Rekan kerja makan makanan beraroma tajam di kantor
Solusi:
"Jangan makan makanan yang berbau terlalu tajam saat di kantor karena rekan kerja bisa jadi tidak menyukainya," ujar Gimbel. "Tak ada seoprang pun mau duduk di sebelah orang yang berbau tuna, bawang, atau kari setiap harinya. Khususnya saat kondisi perut lapar."
Masalah:
Kapan saja saat saya melintas di kubikel rekan kerja, dia selalu melakukan hal-hal yang tak terkait dengan pekerjaan. Apa yang harus saya katakan?
Solusi:
Tidak ada yang perlu dikatakan. Bukan tanggung jawab Anda mengurusi apa yang dilakukan rekan kerja, tegas Lopeke. "Pikirkan saja pekerjaan Anda dan lupakan apa yang dikerjakan orang lain yang bukan urusan Anda," tegasnya.
Masalah:
Bagaimana etiket yang tepat melakukan pembicaraan telepon di meja kerja?
Solusi:
Jangan publikasikan kisah sinetron kehidupan Anda, saran Gimbel. "Rekan sebelah tak ingin tahu kapan Anda menjadwalkan cek kesehatan dengan dokter, jadi hindari melakukan telepon tak terkait pekerjaan dari kantor. Kalau itu harus, pelankan volume suara," ujar Gimbel. Jika itu telepon pribadi yang sifatnya sangat personal, pergilah keluar dari kubikel dan pakai telepon genggam Anda, saran Dalton. "Ingatlah, orang menilai profesionalitas dan produktivitas Anda berdasarkan frekuensi dan etiket yang Anda lakukan saat bertelepon," ujar Dalton.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar