more than just radio

more than just radio
pro2

Rabu, 26 Maret 2008

JELITA EDISI KAMIS 27 MARET 2008

Ancaman Stroke Wanita Paruh Baya
Sumber    : INILAH.COM
Annoucer : RIRI AMELIA

Pendengar pro2 Para wanita paruh baya kini harus hati-hati dengan penyakit cerebrovasculer accident atau yang lebih dikenal dengan stroke.pendengar pro2 Penyakit kelainan saraf ini kini menyerang wanita dengan kelompok usia seperti itu dengan rasio tiga kali lipat di AS.
Menurut riset sebuah lembaga kesehatan federal di AS, pada 1999-2004 hampir 2% wanita berusia 35 hingga 54 menderita stroke. Padahal pada riset sebelumnya tahun 1988-1994, jumlah penderitanya bahkan tidak mencapai 0,5%.
Prosentase ini sangat kecil karena stroke kebanyakan diidap oleh orang-orang yang lebih tua. Namun tiba-tiba stroke juga mulai menyerang mereka yang berusia menengah dan alasannya tidak menyenangkan.
Setidaknya begitu fakta kajian yang disampaikan sekelompok dokter di AS. Mereka, menggelar konferensi pers, mengungkap hasil riset Konferensi Internasional tentang Stroke.
Stroke juga tetap terjadi walaupun banyak wanita yang mengkonsumsi obat-obatan untuk mengendalikan kolesterol dan tekanan darah. Kedua hal ini merupakan cara-cara yang dapat mengurangi risiko terserang stroke. Para periset mengaitkan fenomena ini dengan lingkar pinggang wanita yang bertambah dua inci sejak dua dekade lalu.
Selain itu, rata-rata indeks massa tubuh (BMI) wanita juga meningkat dari 27 menjadi 29 sehingga kadar gula darah juga ikut meninggi. Indeks BMI ini biasanya digunakan untuk mengukur obesitas. Faktor risiko tradisional seperti merokok, penyakit jantung, maupun diabetes malah tidak terlalu terkait dengan peningkatan stroke.
Menurut dr. Ralph Sacco, kepala Fakultas Neurologi Universitas Miami Miller, Penigkatan tiga kali lipat ini membahayakan, terutama untuk populasi pre-stroke pada wanita paruh baya.

Pendengar pro2 sebuah Riset lain  yang dipimpin oleh dr. Amytis Towfighi, spesialis neurolog di University of Southern California, Los Angeles, ini menggunakan survei dari National Health and Nutrition. Survei tersebut merupakan proyek federal yang secara periodik melakukan pemeriksaan medis dan kuisioner terhadap berbagai macam warga AS.
Secara rutin, para partisipan ini ditanya apakah mereka pernah dinyatakan mempunyai stroke. Sebanyak 5.000 wanita paruh baya menjawab bahwa mereka pernah diberitahu hal semacam itu.
Walaupun rasio stroke meningkat bagi para wanita paruh baya, lain halnya dengan pria paruh baya. Jumlahnya tetap stabil pada 1%. Ini sebabnya para periset merasa perlu melakukan studi lebih dalam lagi terhadap respon ini agar mereka juga bisa mempelajari penyebabnya.
Menurut dr. Towfighi, lemak perut bisa saja merupakan penyebab utamanya. Porsi obesitas abdominal pada wanita meningkat dari 47% pada masa awal survei hingga menjadi 59% pada survei baru-baru ini. Sementara perubahan pada pria terhitung sangat kecil. Beberapa hasil studi menyatakan obesitas abdominal merupakan faktor risiko yang paling tinggi bagi wanita ketimbang pria.

dr. Phillip Gorelick, kepala neurologi di University of Illinois, Chicago yang juga merupakan ketua konferensi stroke tersebut mengatakan bahwa Secara tradisional, sebenarnya risiko stroke pada pria lebih besar dari wanita. “Wanita mulai mengejar ketertinggalan ini 5 hingga 10 tahun setelah menopause
nah pendengar pro2 Dengan hasil riset ini, maka para ahli medis sepakat perlu adanya perubahan di buku-buku tentang stroke pada wanita karena mereka lebih berisiko menderita penyakit ini. Selain itu, obesitas juga memicu penyakit lain seperti diabetes dan penyakit jantung.
Juga dalam riset tersebut, ada hasil yang menyatakan pasien stroke yang pergi ke rumah sakit pada malam hari atau akhir Minggu berisiko meninggal. Begitu pula untuk pasien serangan jantung dan pasien bedah.

selain itu juga Para dokter dari Michigan State University menganalisa 225.500 kasus stroke di lebih dari 850 rumah sakit yang menjadi anggota program perbaikan asosiasi jantung Amerika pada 2003 hingga 2007.
Angka kematiannya mencapai 6% ketika mereka datang pada saat jam kerja biasa dan terserang stroke akibat penyumbatan pembuluh darah. Sedangkan mereka yang memasuki rumah sakit di luar jam tersebut angkanya mencapai 5%. Untuk serangan stroke yang disebabkan pendarahan pada otak, angka kematian pada jam kerja normal mencapai 24% dan di luar jam kerja normal mencapai 27%.
Pada hasil studi terhadap 2,4 juta penderita stroke di Kalifornia, angka kematian mencapai 10% pada akhir pekan dan malam, serta hanya 8% pada hari biasa.
Walaupun di luar jam kerja, dokter mengimbau sebaiknya tidak ada penundan dalam penanganan pasien sebab bisa meningkatkan risiko kematian. Perawatan terbaik hanya bisa diberikan dalam beberapa jam pertama setelah gejala pertama muncul.

Tidak ada komentar: